Langsung ke konten utama

Postingan

Aku adalah anak gembala

sajak pada tapak

 Dalam gerus yang menerus, coba ku resap-serap blablabla yang ada, barulah ingat aku tentang sebuah kisah tentang sebilah kata yang bersemayam di antara siang-malam. Bisa saja hari ini engkau menetesi, lalu pagi lusa ditetesi. Atau pagi ini engkau menggali, bisa saja malamnya di kubur sendiri. Anak wayang memang sedang di ambang gamang, karena akan berlayar di samudra telanjang. Mengajak hati menyisiri makna inti. Melangkah kaki menata sanubari. Ketika dulang sudah mengisi, takan lupa kembali menepi. Tidak banyak yang mengerti apa yang sedang menjadi-terjadi, jika nampak padamu tanda-tanda itu, yang silam di sulam, yang kini di hadapi, yang nanti di susuri. Ada uji ya jalani, ada sedih ya obati, ada hati ya berbagi, ada rotasi ya balas budi, jika letih bisa berhenti bersandar diri, Lalu lanjut dayung kembali. Anak Wayang, 1111

Postingan Terbaru

sajak pada koyak

Sajak untuk Pablo Matao

Sajak pada Sulang

Sajak pada Tuang

Sajak pada Petang.